“La Dana, mari kita menghadiri pesta kematian tetangga kita.” ujar temannya.
“Iya teman. Mari kita kesana.” La Dana mengiyakan.
Setelah menghadiri pesta kematian,
sesuai tradisi, diadakan pembagian daging hewan kerbau oleh pihak
keluarga kepada para pelayat. La Dana beserta temannya pun mendapat
bagian. La Dana mendapatkan bagian kaki belakang kerbau sementara
temannya mendapatkan bagian lebih besar yaitu seluruh badan kerbau
kecuali bagian kaki belakang.
“Masa aku hanya dapat kaki kerbau
sementara temanku dapat seluruh badan kerbau. Aku harus mencari akal.”
kata La Dana dalam hati.
“Hai teman, aku punya ide. Bagaimana
kalau bagian kerbau milik kita berdua kita tukar dengan kerbau hidup.
Jadi kita bisa merawat kerbau tersebut sampai gemuk. Setelah gemuk
barulah kita potong.” kata La Dana pada temannya.
“Idemu sangat bagus La Dana. Engkau
memang anak pintar. Baiklah mari kita tukarkan pada orang yang punya
kerbau hidup.” kata teman La Dana.
Mereka berdua kemudian mencari orang
yang mau menukarkan kerbau hidup miliknya dengan daging kerbau milik
mereka berdua. Akhirnya mereka menemukan orang yang mau menukar
kerbaunya. Meskipun kerbau hidup yang mereka terima lebih kecil, tapi
mereka senang.
Singkat kata La Dana beserta temannya
merawat kerbau miliki mereka berdua. Setelah beberapa lama, La Dana
mendatangi temannya kemudian membujuk temannya agar memotong kerbau
tersebut. La Dana beralasan sudah tak sabar ingin memakan dagingnya.
“Teman, ayo kita potong saja kerbau kita.” kata La Dana.
“Jangan dulu. Tunggulah dulu sampai kerbau kita gemuk.” jawab temannya.
“Begini saja, kita potong saja bagianku, kaki belakang kerbau itu.” La Dana tidak kehilangan akal.
“Ah kamu ini ada-ada saja La Dana. Kalau
dipotong kaki belakangnya, kerbau itu pasti mati. Sabarlah sampai
kerbau ini gemuk La Dana. Nanti kuberi kau kaki depan kerbau.” temannya
menjawab sedikit kesal.
La Dana gembira temannya tersebut mau
memberikan kaki depan kerbaunya. Jadi kini ia memiliki bagian kaki depan
dan kaki belakang kerbau.
Beberapa hari kemudian, La Dana kembali
datang ke rumah temannya. Ia meminta temannya memotong kerbau mereka.
Temannya tetap menolak namun berjanji akan memberikan bagian badan
kerbau asalkan La Dana mau bersabar.
Tidak lama kemudian La Dana datang
kembali membujuk temannya agar mau memotong kerbau. La Dana tidak
bosan-bosannya bolak-balik ke rumah temannya hingga membuat temannya
kesal.
“Bagaimana teman? sudah terlalu lama aku
menunggu untuk memakan daging kerbau ini. Ayolah kita potong saja
kerbau kita.” bujuk La Dana.
“Bagaimana sih kamu ini La Dana? Tak
bisakah kau sabar menunggu kerbau ini gemuk? Sudahlah kau ambil saja
kerbau ini. Engkau jangan coba-coba ganggu aku lagi!’ temannya sudah
tidak tahan mendengar bujukan La Dana sehingga ia memberikan kerbau
tersebut pada La Dana.
La Dana gembira kemudian pulang
kerumahnya dengan membawa kerbau hidup utuh. Begitulah sifat buruk La
Dana, suka menggunakan kecerdikannya untuk memperdaya teman sendiri.
0 comments:
Post a Comment