Pada suatu hari Raja Bone pun turut mendengar berita baik itu
sehingga membuat beliau ingin menikahkan putra mahkota kerajaan Bone
dengan putri Tandampalik,maka iapun mengutus para pengawalnya untuk
melamar putri Tandampalik ke kerajaan Luwu.Sesampainya di Luwu utusan
itu disambut dengan ramah dan baik.Akan tetapi Datu Luwu merasa sangat
bingung akan lamaran itu karena , menurut adat setempat , seorang gadis
Luwu dilarang menikah dengan pemuda dari negeri lain, dan jika lamaran
tersebut ditolak maka aka menimbulkan peperangan antar kedua negeri.
Kemudian dalam kebingungannya Datu Luwu meminta sedikit waktu untuk
berpikir beberapa hari , langkah apa yang akan diambil atas lamaran
tersebut.Keesokan harinya , tiba-tiba terdengar kabar yang mengejutkan ,
karena Putri Tandampalik terserang penyakit kusta.Berita tentang
musibah yang menimpa sang putri sudah menyebar dengan cepat ke seantero
negeri.
Setelah berpikir dan menimbang dengan berat hati , maka Datu Luwu
memtuskan untuk mengasingkan putri Tandampalik ke suatu tempat yang jauh
dari kerajaan.Dan sebelumnya Datu Luwu memberi putrinya sebilah keris
sebagai bukti bahwa ia tidak melupakan putrinya.Setelah itu putri
Tandampalik dan beberapa pengawal menuju ke kepengasingan disebuah pulau
yang nantinya diberi nama pulau Wajo.
Selama di pengasingan sang putri hidup sederhana dengan diteman hanya
dengan beberapa pengawal saja.Hidup di pengasingan tak membuat sang
putri merasa bersedih , ia tetap gembira menjalani hari-harinya di
tempat tersebut.Disuatu hari sang putri duduk ditepi danau lalu
datanglah seekor kerbau putih menjilati kulitnya, setelah berkali-kali
kerbau itu menjilati kulitnya , ternyata kulitnya menjadi bersih kembali
dan putih sebelum terkena penyakit kusta. Putri pun sangat senang dan
bersyukur pada Tuhan , serta memerintahkan pada para pengawalnya mulai
saat ini tidak boleh menyembelih atau memakan kerbau putih karena telah
menyembuhkan penyakitnya.
Pada suati hari , pulau Wajo , tempat sang putri diasingkan ,
kedatangan tamu serombongan pemburu dari kerajaan Bone, yang diantaranya
ada putra mahkota kerajaan Bone , panglima dan beberapa pengawalnya.
Karena asyiknya berburu putra mahkota Raja Bone tidak sadar kalau dia
sudah terpisah dari rombongan dan semakin masuk ke dalam hutan.Hari
sudah mulai gelap , sang putra mahkota tidak dapat menemukan
rombongannya, akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat di tengah
hutan, selama bersitirahat itu dia tidak bisa memejamkan mata karena
merasa gelisah . Dan pada saat itu dia melihat ada sedikit cahaya
didalam hutan , iapun mencari sumber cahaya tersebut, ternayat sinar itu
dari sebuah pemobdokan sederhana tempat putri Tandampalik tinggal .
Dengan pelan-pelan sang putra mahkota memasuki rumah tersebut yang
nampak kosong.Sang Putri yang merasa kedatangan tamu menemuinya da
menyambutnya dengan ramah.Dari situlah mereka berdua saling berkenalan
,mengenal satu sama lain dan Putri Tandampalik menceritakan semua
tentang dirinya dan pengasingannya, dalam beberapa hari sang putra
mahkota menginap di pondokan sang putri , namun putra mahkota Raja Bone
tidak bisa berlama-lama menemani sang putri karena ia harus kembali ke
kerajaan secepatnya.
Setelah berpamitan , maka sang putra mahkota meninggalkan putri
Tandampalik sendirian lagi , selama perjalanan menuju kerajaan bone
putra mahkota tak bisa melepaskan pikirannya dari putri tandampalik yang
cantik dan baik itu.Sesampainya di kerajaan putra mahkota sering
termenung sendiri memikirkan putri idamannya, melihat hal itu raja Bone
memutuskan untuk mengirim pasukan ke pulau Wajo mendampingi putra
mahkota guna melamar sang putri .
Sesampainya di pulau itu ,putri Tandampalik tidak langsung menerima
lamaran sang putra mahkota . Ia hana memberikan keris pusaka kerajaan
Luw pemberian ayahnya ketika ia diasingkan.Ia meminta putra mahkota
menyerahkan keris itu kepada ayahnya di kerakjaan Luwu, jika ayahnya
menerima keris itu maka ia menerima lamarannya.
Sampai di kerajaan Luwu ia disambut dengan ramah, lalu dia
menceritakan pertemuannya dengan putri tandampalik dan menyerahkan keris
pusaka itu kepada Datu Luwu.Tentu saja kabar itu membuat gembira Datu
Luwu dan permaisuri , maka tanpa pikir panjang lagi Datu Luwu menerima
keris pusaka itu yang juga berarti lamaran tersebut sudah diterima.
Dalam beberapa hari kemudian pernikahan akbarpun digelar di pulau
Wajo tempat sang putri diasingka , pernikahan pun digelar sangat meriah
dua kerajaan besar datng meramaikan suana pernikahan.Putri Tandampalik
dan putra Mahkota kerajaan Bone hidup bahagia.
0 comments:
Post a Comment