Bisnis Toko Online 468x60

Kisah Sangkuriang

Sangkuriang menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.

Timun Mas

Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.

Cindelaras

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya.

Si Kelingking

Kelingking pun merasa senang melihat istrinya bahagia karena mempunyai suami yang gagah dan tampan. Akhirnya, mereka pun hidup bahagia. Si Kelingking memimpin negerinya dengan arif dan bijaksana, dan rakyatnya hidup damai dan sejahtera.

Danau Toba

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras.

Saturday, April 9, 2016

La Dana dan Kerbaunya

Pada suatu ketika ada orang toraja meninggal dunia. Sesuai tradisi di Tanah Toraja, jika ada orang meninggal maka pihak keluarga yang ditinggalkan akan mengadakan pesta kematian dengan memotong hewan kerbau. La Dana bersama temannya diundang untuk menghadiri upacara kematian tersebut.
“La Dana, mari kita menghadiri pesta kematian tetangga kita.” ujar temannya.
“Iya teman. Mari kita kesana.” La Dana mengiyakan.
Setelah menghadiri pesta kematian, sesuai tradisi, diadakan pembagian daging hewan kerbau oleh pihak keluarga kepada para pelayat. La Dana beserta temannya pun mendapat bagian. La Dana mendapatkan bagian kaki belakang kerbau sementara temannya mendapatkan bagian lebih besar yaitu seluruh badan kerbau kecuali bagian kaki belakang.
“Masa aku hanya dapat kaki kerbau sementara temanku dapat seluruh badan kerbau. Aku harus mencari akal.” kata La Dana dalam hati.
“Hai teman, aku punya ide. Bagaimana kalau bagian kerbau milik kita berdua kita tukar dengan kerbau hidup. Jadi kita bisa merawat kerbau tersebut sampai gemuk. Setelah gemuk barulah kita potong.” kata La Dana pada temannya.
“Idemu sangat bagus La Dana. Engkau memang anak pintar. Baiklah mari kita tukarkan pada orang yang punya kerbau hidup.” kata teman La Dana.
Mereka berdua kemudian mencari orang yang mau menukarkan kerbau hidup miliknya dengan daging kerbau milik mereka berdua. Akhirnya mereka menemukan orang yang mau menukar kerbaunya. Meskipun kerbau hidup yang mereka terima lebih kecil, tapi mereka senang.
Singkat kata La Dana beserta temannya merawat kerbau miliki mereka berdua. Setelah beberapa lama, La Dana mendatangi temannya kemudian membujuk temannya agar memotong kerbau tersebut. La Dana beralasan sudah tak sabar ingin memakan dagingnya.
“Teman, ayo kita potong saja kerbau kita.” kata La Dana.
“Jangan dulu. Tunggulah dulu sampai kerbau kita gemuk.” jawab temannya.
“Begini saja, kita potong saja bagianku, kaki belakang kerbau itu.” La Dana tidak kehilangan akal.
“Ah kamu ini ada-ada saja La Dana. Kalau dipotong kaki belakangnya, kerbau itu pasti mati. Sabarlah sampai kerbau ini gemuk La Dana. Nanti kuberi kau kaki depan kerbau.” temannya menjawab sedikit kesal.
La Dana gembira temannya tersebut mau memberikan kaki depan kerbaunya. Jadi kini ia memiliki bagian kaki depan dan kaki belakang kerbau.
Beberapa hari kemudian, La Dana kembali datang ke rumah temannya. Ia meminta temannya memotong kerbau  mereka. Temannya tetap menolak namun berjanji akan memberikan bagian badan kerbau asalkan La Dana mau bersabar.
Tidak lama kemudian La Dana datang kembali membujuk temannya agar mau memotong kerbau. La Dana tidak bosan-bosannya bolak-balik ke rumah temannya hingga membuat temannya kesal.
“Bagaimana teman? sudah terlalu lama aku menunggu untuk memakan daging kerbau ini. Ayolah kita potong saja kerbau kita.” bujuk La Dana.
“Bagaimana sih kamu ini La Dana? Tak bisakah kau sabar menunggu kerbau ini gemuk? Sudahlah kau ambil saja kerbau ini. Engkau jangan coba-coba ganggu aku lagi!’ temannya sudah tidak tahan mendengar bujukan La Dana sehingga ia memberikan kerbau tersebut pada La Dana.
La Dana gembira kemudian pulang kerumahnya dengan membawa kerbau hidup utuh. Begitulah sifat buruk La Dana, suka menggunakan kecerdikannya untuk memperdaya teman sendiri.

Kisah Putri Tandampalik

Pada zaman dahulu kala , di sebuah daerah di Sulawesi Selatan , berdiri sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Luwu dipimpin seorang raja bernama Datu Luwu. Beliau memiliki seorang putri yang cantik jelita serta bijaksana bernama Putri Tandampalik.kecantikan dan perangainya yang baik dari sang putri sudah tersebar sampai ke antero negeri Sulawesi Selatan.
       Pada suatu hari Raja Bone pun turut mendengar berita baik itu sehingga membuat beliau ingin menikahkan putra mahkota kerajaan Bone dengan putri Tandampalik,maka iapun mengutus para pengawalnya untuk melamar putri Tandampalik ke kerajaan Luwu.Sesampainya di Luwu utusan itu disambut dengan ramah dan baik.Akan tetapi Datu Luwu merasa sangat bingung akan lamaran itu karena , menurut adat setempat , seorang gadis Luwu dilarang menikah dengan pemuda dari negeri lain, dan jika lamaran tersebut ditolak maka aka menimbulkan peperangan antar kedua negeri.
   Kemudian dalam kebingungannya Datu Luwu meminta sedikit waktu untuk berpikir beberapa hari , langkah apa yang akan diambil atas lamaran tersebut.Keesokan harinya , tiba-tiba terdengar kabar yang mengejutkan , karena Putri Tandampalik terserang penyakit kusta.Berita tentang musibah yang menimpa sang putri sudah menyebar dengan cepat ke seantero negeri.
    Setelah berpikir dan menimbang dengan berat hati , maka Datu Luwu memtuskan untuk mengasingkan putri Tandampalik ke suatu tempat yang jauh dari kerajaan.Dan sebelumnya Datu Luwu memberi putrinya sebilah keris sebagai bukti bahwa ia tidak melupakan putrinya.Setelah itu putri Tandampalik dan beberapa pengawal menuju ke kepengasingan disebuah pulau yang nantinya diberi nama pulau Wajo.
   Selama di pengasingan sang putri hidup sederhana dengan diteman hanya dengan beberapa pengawal saja.Hidup di pengasingan tak membuat sang putri merasa bersedih , ia tetap gembira menjalani hari-harinya di tempat tersebut.Disuatu hari sang putri duduk ditepi danau lalu datanglah seekor kerbau putih menjilati kulitnya, setelah berkali-kali kerbau itu menjilati kulitnya , ternyata kulitnya menjadi bersih kembali dan putih sebelum terkena penyakit kusta. Putri pun sangat senang dan bersyukur pada Tuhan , serta memerintahkan pada para pengawalnya mulai saat ini tidak boleh menyembelih atau memakan kerbau putih karena telah menyembuhkan penyakitnya.
   Pada suati hari , pulau Wajo , tempat sang putri diasingkan , kedatangan tamu serombongan pemburu dari kerajaan Bone, yang diantaranya ada putra mahkota kerajaan Bone , panglima dan beberapa pengawalnya. Karena asyiknya berburu putra mahkota Raja Bone tidak sadar kalau dia sudah terpisah dari rombongan dan semakin masuk ke dalam hutan.Hari sudah mulai gelap , sang putra mahkota tidak dapat menemukan rombongannya, akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat di tengah hutan, selama bersitirahat itu dia tidak bisa memejamkan mata karena merasa gelisah . Dan pada saat itu dia melihat ada sedikit cahaya didalam hutan , iapun mencari sumber cahaya tersebut, ternayat sinar itu dari sebuah pemobdokan sederhana tempat putri Tandampalik tinggal .
   Dengan pelan-pelan sang putra mahkota memasuki rumah tersebut  yang nampak kosong.Sang Putri yang merasa kedatangan tamu menemuinya da menyambutnya dengan ramah.Dari situlah mereka berdua saling berkenalan ,mengenal satu sama lain dan Putri Tandampalik menceritakan semua tentang dirinya dan pengasingannya, dalam beberapa hari sang putra mahkota menginap di pondokan sang putri , namun putra mahkota Raja Bone tidak bisa berlama-lama menemani sang putri karena ia harus kembali ke kerajaan secepatnya.
   Setelah berpamitan , maka sang putra mahkota meninggalkan putri Tandampalik sendirian lagi , selama perjalanan menuju kerajaan bone putra mahkota tak bisa melepaskan pikirannya dari putri tandampalik yang cantik dan baik itu.Sesampainya di kerajaan putra mahkota sering termenung sendiri memikirkan putri idamannya, melihat hal itu raja Bone memutuskan untuk mengirim pasukan ke pulau Wajo mendampingi putra mahkota guna melamar sang putri .
   Sesampainya di pulau  itu ,putri Tandampalik tidak langsung menerima lamaran sang putra mahkota . Ia hana memberikan keris pusaka kerajaan Luw pemberian ayahnya ketika ia diasingkan.Ia meminta putra mahkota menyerahkan keris itu kepada ayahnya di kerakjaan Luwu, jika ayahnya menerima keris itu maka ia menerima lamarannya.
   Sampai di kerajaan Luwu ia disambut dengan ramah, lalu dia menceritakan pertemuannya dengan putri tandampalik dan menyerahkan keris pusaka itu kepada Datu Luwu.Tentu saja kabar itu membuat gembira Datu Luwu dan permaisuri , maka tanpa pikir panjang lagi Datu Luwu menerima keris pusaka itu yang juga berarti lamaran tersebut sudah diterima.
    Dalam beberapa hari kemudian pernikahan akbarpun digelar di pulau Wajo tempat sang putri diasingka , pernikahan pun digelar sangat meriah dua kerajaan besar datng meramaikan suana pernikahan.Putri Tandampalik dan putra Mahkota kerajaan Bone hidup bahagia.