Bisnis Toko Online 468x60

Saturday, April 9, 2016

Kisah Putri Tandampalik

Pada zaman dahulu kala , di sebuah daerah di Sulawesi Selatan , berdiri sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Luwu dipimpin seorang raja bernama Datu Luwu. Beliau memiliki seorang putri yang cantik jelita serta bijaksana bernama Putri Tandampalik.kecantikan dan perangainya yang baik dari sang putri sudah tersebar sampai ke antero negeri Sulawesi Selatan.
       Pada suatu hari Raja Bone pun turut mendengar berita baik itu sehingga membuat beliau ingin menikahkan putra mahkota kerajaan Bone dengan putri Tandampalik,maka iapun mengutus para pengawalnya untuk melamar putri Tandampalik ke kerajaan Luwu.Sesampainya di Luwu utusan itu disambut dengan ramah dan baik.Akan tetapi Datu Luwu merasa sangat bingung akan lamaran itu karena , menurut adat setempat , seorang gadis Luwu dilarang menikah dengan pemuda dari negeri lain, dan jika lamaran tersebut ditolak maka aka menimbulkan peperangan antar kedua negeri.
   Kemudian dalam kebingungannya Datu Luwu meminta sedikit waktu untuk berpikir beberapa hari , langkah apa yang akan diambil atas lamaran tersebut.Keesokan harinya , tiba-tiba terdengar kabar yang mengejutkan , karena Putri Tandampalik terserang penyakit kusta.Berita tentang musibah yang menimpa sang putri sudah menyebar dengan cepat ke seantero negeri.
    Setelah berpikir dan menimbang dengan berat hati , maka Datu Luwu memtuskan untuk mengasingkan putri Tandampalik ke suatu tempat yang jauh dari kerajaan.Dan sebelumnya Datu Luwu memberi putrinya sebilah keris sebagai bukti bahwa ia tidak melupakan putrinya.Setelah itu putri Tandampalik dan beberapa pengawal menuju ke kepengasingan disebuah pulau yang nantinya diberi nama pulau Wajo.
   Selama di pengasingan sang putri hidup sederhana dengan diteman hanya dengan beberapa pengawal saja.Hidup di pengasingan tak membuat sang putri merasa bersedih , ia tetap gembira menjalani hari-harinya di tempat tersebut.Disuatu hari sang putri duduk ditepi danau lalu datanglah seekor kerbau putih menjilati kulitnya, setelah berkali-kali kerbau itu menjilati kulitnya , ternyata kulitnya menjadi bersih kembali dan putih sebelum terkena penyakit kusta. Putri pun sangat senang dan bersyukur pada Tuhan , serta memerintahkan pada para pengawalnya mulai saat ini tidak boleh menyembelih atau memakan kerbau putih karena telah menyembuhkan penyakitnya.
   Pada suati hari , pulau Wajo , tempat sang putri diasingkan , kedatangan tamu serombongan pemburu dari kerajaan Bone, yang diantaranya ada putra mahkota kerajaan Bone , panglima dan beberapa pengawalnya. Karena asyiknya berburu putra mahkota Raja Bone tidak sadar kalau dia sudah terpisah dari rombongan dan semakin masuk ke dalam hutan.Hari sudah mulai gelap , sang putra mahkota tidak dapat menemukan rombongannya, akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat di tengah hutan, selama bersitirahat itu dia tidak bisa memejamkan mata karena merasa gelisah . Dan pada saat itu dia melihat ada sedikit cahaya didalam hutan , iapun mencari sumber cahaya tersebut, ternayat sinar itu dari sebuah pemobdokan sederhana tempat putri Tandampalik tinggal .
   Dengan pelan-pelan sang putra mahkota memasuki rumah tersebut  yang nampak kosong.Sang Putri yang merasa kedatangan tamu menemuinya da menyambutnya dengan ramah.Dari situlah mereka berdua saling berkenalan ,mengenal satu sama lain dan Putri Tandampalik menceritakan semua tentang dirinya dan pengasingannya, dalam beberapa hari sang putra mahkota menginap di pondokan sang putri , namun putra mahkota Raja Bone tidak bisa berlama-lama menemani sang putri karena ia harus kembali ke kerajaan secepatnya.
   Setelah berpamitan , maka sang putra mahkota meninggalkan putri Tandampalik sendirian lagi , selama perjalanan menuju kerajaan bone putra mahkota tak bisa melepaskan pikirannya dari putri tandampalik yang cantik dan baik itu.Sesampainya di kerajaan putra mahkota sering termenung sendiri memikirkan putri idamannya, melihat hal itu raja Bone memutuskan untuk mengirim pasukan ke pulau Wajo mendampingi putra mahkota guna melamar sang putri .
   Sesampainya di pulau  itu ,putri Tandampalik tidak langsung menerima lamaran sang putra mahkota . Ia hana memberikan keris pusaka kerajaan Luw pemberian ayahnya ketika ia diasingkan.Ia meminta putra mahkota menyerahkan keris itu kepada ayahnya di kerakjaan Luwu, jika ayahnya menerima keris itu maka ia menerima lamarannya.
   Sampai di kerajaan Luwu ia disambut dengan ramah, lalu dia menceritakan pertemuannya dengan putri tandampalik dan menyerahkan keris pusaka itu kepada Datu Luwu.Tentu saja kabar itu membuat gembira Datu Luwu dan permaisuri , maka tanpa pikir panjang lagi Datu Luwu menerima keris pusaka itu yang juga berarti lamaran tersebut sudah diterima.
    Dalam beberapa hari kemudian pernikahan akbarpun digelar di pulau Wajo tempat sang putri diasingka , pernikahan pun digelar sangat meriah dua kerajaan besar datng meramaikan suana pernikahan.Putri Tandampalik dan putra Mahkota kerajaan Bone hidup bahagia.

0 comments:

Post a Comment